Logo TandaSalib

Konten Porno, Netizen, dan Martabat Manusia 

Gusti Ayu Dewanti atau Dea.
ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat/am.

Pada laman Kompas.id tanggal 29 Maret 2022, sebuah kabar tertera: seorang perempuan bernama Gusti Ayu Dewanti, atau Dea, dijadikan tersangka oleh pihak polisi atas kasus konten asusila di sebuah website penyedia konten berbayar. Dea sudah ditangkap di kota Malang pada tanggal 25 Maret 2022 sebelumnya. Patroli siber menemukan konten pornonya pada tanggal 23 Maret. Dea “diketahui sudah memproduksi banyak konten asusila selama setahun dan mendapatkan penghasilan puluhan juta rupiah.” Konten yang dibidik oleh polisi adalah “konten dengan modus yang bersangkutan membuat foto yang menampilkan ketelanjangan dan video asusila dengan pria, ”ujarnya.” 

Berita yang didapatkan di Kompas.id sudah berbeda dari berita yang dapat ditemukan dalam podcast Deddy “Corbuzier”, Deddy Corbuzier . Di video yang terbit pada 9 Maret 2022 itu, pada menit 19:20-19.30, Dea mengaku masih takut untuk membuat konten video. Dalam Kompas.id, seperti yang telah diberitahukan di atas, polisi menangkap Dea atas tuduhan membuat konten asusila berbentuk video. Tempo.co hanya memuat keterangan bahwa Dea mengaku telah membuat video tersebut bersama pacarnya. Penulis hanya bisa menebak, bahwa jika kesaksian Dea bisa dipercaya, konten tersebut dibuat dalam jangka waktu antara perekaman Podcast dan penangkapan ybs. oleh polisi. 

Dalam video podcast ybs., Dea mengaku bahwa “gabut” dan “iseng” menjadi motivasi bagi mahasiswi yang berusia 24 tahuntersebut. Pengakuan Dea di atas yang menyatakan bahwa keuntungannya mencapai jumlah puluhan juta rupiah membuat pengakuan ini bisa dianggap kurang kredibel. Hal ini memungkinkan orang untuk berpikir secara akal sehat dan seperti anggapan umum bahwa motivasinya adalah mendapat uang, entah untuk kebutuhan dasar, entah untuk jajan, menjadi prinsip utama dari tindakannya. 

Penulis membahas detail penangkapan Dea agar pembaca memiliki kesadaran tentang siapa Dea bagi netizen. Pandangan netizen yang tertera dalam kolom komentar, di podcast Corbuzier misalnya, terlalu kejam untuk ditulis di sini. Penulis cukup menyatakan bahwa netizen menganggap Dea sebagai seorang pembohong, orang munafik, pantas ditangkap, dan pantas diejek. Dea pun sadar akan hal tersebut, dan dengan setengah bercanda menyebut dirinya sendiri “whore“, pelacur. Tanpa berpura – pura menjadi psikolog, ahli teologi, atau filsuf, penulis mau membawakan alternatif bagi pola pikir semacam ini. 

Menurut pembacaan Rm. Casey Cole, OFM, dalam kisah Anak yang Hilang, sang anak bungsu meminta harta dari bapanya, sebab anak tersebut menganggap bapanya sudah mati. Ia menghabiskan hartanya dengan pelacur dan dalam pesta, sampai ia terjebak di negeri asing tanpa uang sedikitpun, dan terpaksa mengurus babi orang asing. Imam yang aktif di media sosial ini menunjuk tiga fakta: 

1. Anak tersebut merusak hubungannya dengan orang tua. Ia tidak menghormati bapanya. 

2. Anak tersebut merusak hubungannya dengan bangsanya. Bagi orang Yahudi, mereka tidak boleh tinggal di negeri orang kafir. 

3. Anak tersebut merusak hubungannya dengan Tuhan. Babi adalah binatang yang tidak boleh disentuh, dimakan, apalagi dipelihara oleh orang Yahudi. Ia pun sudah tidur dengan para pelacur. Jadi, anak ini hancur sehancur – hancurnya. 

Lantas, apa yang ia dapatkan ketika ia menyesal dan kembali kepada bapanya? Ia dicium, dipakaikan baju bagus, dan kepulangannya dipestakan oleh bapanya. Mengetahui hal tersebut, anak sulung pun menolak masuk. Bagi Cole, perbuatan ini, dan kata – katanya kepada ayahnya, dimana ia menolak untuk menyebut adiknya sebagai adik, melainkan sebagai “anak bapa”, menunjukkan hubungannya kepada bapanya dan saudaranya yang telah rusak. Cole bercerita tentang pengalamannya membeli mobil untuk pertama kalinya, bagaimana orangtuanya menanggung biaya mobil yang ia kredit dan tidak mampu ia bayar. Ia menutup kontennya dengan sebuah kalimat, bahwa jika kita hidup dari pahala, kita tidak akan paham arti rahmat Tuhan. 

Kriminal kemarin, kasus Dea Onlyfans hingga ambulans dihalang-halangi
ANTARA/Instagram/gresaidss

Apakah perbuatan Dea salah? Jelas. Perbuatan zinah mata adalah persoalan serius bagi setiap orang, beriman atau tidak, beragama atau sekedar berkehendak baik. Manusia memperlakukan saudaranya bagaikan alat, atau bagaikan objek seni yang dilihat – lihat untuk memuaskan mata. Dea telah membiarkan dirinya dipakai sebagai objek. Sebagai objek, ia melanggar hak asasinya sendiri, yaitu hak martabat, sebab ia tidak menggunakan akal budi dan suara hatinya dengan baik. Ia juga melanggar hukum. Dea melanggar berbagai pasal dari UU ITE dan UU Pornografi. Terakhir, ia jatuh dalam dosa nafsu, satu dari tujuh dosa pokok yang merusak seksualitas manusia. Melalui bacaan di atas, Yesus menunjukkan bahwa martabat manusia rusak karena dosa, dan karena itu manusia harus kembali kepada Tuhan untuk mendapat hidup kekal dan memulihkan martabatnya.  

Bagian yang tidak kalah penting adalah cerita anak sulung. Ia menolak masuk ke rumah bapanya. Sama saja, ia telah menolak bapanya dan saudaranya. Ia menggambarkan orang Farisi yang tidak mau datang kepada Allah, karena mereka merasa bahwa orang seperti pemungut cukai tidak pantas masuk surga atau diterima oleh Tuhan. Demikian pula para netizen pada umumnya. Perbuatan merundung dan menghujat seseorang, entah orang tersebut salah atau benar, adalah perbuatan yang tidak menghormati martabat manusia. Menghujat orang lain adalah perbuatan yang tidak didasarkan pada akal budi dan suara hati yang baik. Dengan menertawakan atau menghujat keburukan orang lain, orang tidak memperlakukan sesama dengan “semangat persaudaraan”. Perkataan anak sulung yang tidak mengakui saudaranya dan menolak ayahnya, serta keyakinan bahwa ia telah berlaku baik, turut menodai jiwanya, sebab manusia bisa berdosa dengan mulutnya dan dengan kemarahan.

Kita semua telah berdosa, telah kehilangan kemuliaan Allah. Dalam dunia kita pada masa ini, banyak orang tertangkap tangan jatuh ke dalam dosa. Martabatnya hancur. Apa yang akan kita buat? Ikut menghancurkan martabat kita dengan menginjak – injak orang lain? Atau, mengangkat martabat manusia dengan memperlakukannya selayaknya manusia yang diam – diam merindukan Tuhan? Mari kita merenungkan penebusan umat Tuhan oleh Kristus. 

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Luring

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Terjemahan Baru. Bogor: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia, 1986.

Sumber Daring

Dea Jadi Tersangka karena Konten Asusilanya Beredar di Medsos“, Kompas.id, 29 Maret 2022 16:43 WIB, https://www.kompas.id/baca/metro/2022/03/29/dea-jadi-tersangka-karena-konten-asusilanya-beredar-di-medsos

Dea Onlyfans tidak Ditahan, Polisi: Kooperatif dan Ingin Selesaikan Kuliah“, Tempo.co, Sabtu, 26 Maret 2022 15:06 WIB, https://metro.tempo.co/read/1575144/polisi-sebut-dea-onlyfans-membuat-video-porno-bersama-pacarnya/full&view=ok

Deddy Corbuzier Podcast“, youtube.com, 9 Maret 2022, https://www.youtube.com/watch?v=61GcrppeHAE

The SCANDAL of the Bible“, youtube.com, 31 Maret 2022, https://www.youtube.com/watch?v=cha3B2sSxek

Universal Declaration of Human Rights“, United Nations, diakses 2 April 2022, 01:25, https://www.un.org/en/about-us/universal-declaration-of-human-rights.